NARASIBALI.com, DENPASAR – Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan mengatakan kuliah sambil bekerja di luar negeri kini menjadi tren baru di kalangan mahasiswa ITB STIKOM Bali. Sejak awal 2025 hingga September, Kampus ITB STIKOM Bali mencatat ada 99 mahasiswa sudah dipersiapkan untuk mengikuti program kuliah sambil kerja di Jepang melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan dan perusahaan mitra.
Disebutkan, program ini lahir dari kebutuhan global dan sejalan dengan program pemerintah melalui Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) yang mempermudah generasi muda Indonesia, termasuk mahasiswa untuk bekerja di luar negeri.
Menurut Dadang Hermawan, ada 4 manfaat yang diperoleh mahasiswa dengan mengikuti program magang/kerja di Jepang. Yakni kembali dari Jepang membawa gelar sarjana dari ITB STIKOM Bali, memiliki pengalaman kerja internasional, memiliki kemampuan bahasa Jepang yang lebih baik sehingga membuka peluang bagi mahasiswa tersebut untuk melanjutkan S2 di Jepang dan mempunyai tabungan (uang) yang sangat banyak. “Berapa gajimu sebulan di Osaka nanti Muba?,” tanya Dadang Hermawan kepada Jhosi Muba dan dijawab gajinya sebesar Rp 21 juta per bulan.
“Nah besar kan gaji di sana? Nanti kamu berdua bisa bandingkan dengan teman-teman yang kuliah di sini (Indonesia). Setelah tamat, mereka masih sibuk cari kerja, kirim email lamar kerja, mengikuti job fair. Tapi kamu berdua masih kuliah sudah punya uang. Jadi manfaatkan peluang ini dengan baik, jaga nama baikmu, nama baik keluarga, nama baik almamatermu, nama baik Bali, dan nama baik Indonesia ,” pesan Dadang Hermawan.
Selain Jepang, kata Dadang, peluang serupa juga terbuka di Taiwan dan Korea. Adapun untuk negara di Eropa, Dadang menilai perbedaan waktu terlalu jauh sehingga kuliah jarak jauh kerap tersendat dan sementara belum dianjurkan.
“Harapan kami semakin banyak mahasiswa berani mengambil kesempatan ini. Di tengah sulitnya lapangan kerja di dalam negeri, program ini menjadi jalan keluar nyata,” katanya.
PIC Kuliah Kerja di Jepang, Rahman Sabon Nama, menambahkan, hingga 15 September 2025 jumlah mahasiswa yang tergabung dalam program ini mencapai 99 orang. Mereka terdiri dari 51 mahasiswa penerima Beasiswa Pemda Ngada (Flores), 19 mahasiswa asal Bali, 19 dari Kabupaten Flores Timur, 6 dari Nagekeo, masing-masing 1 dari Kabupaten Sikka, Kabupaten Lahat (Sumatra Selatan), dan Lombok Timur (NTB).
Dari jumlah tersebut, 16 mahasiswa sudah bekerja di Jepang, 30 orang lulus wawancara dan tengah menjalani karantina di Indonesia, sementara 53 lainnya masih mengikuti kursus bahasa Jepang.
“I Gede Ananda Putra Pratama dan M. Jhosi Muba, pada 23 September akan berangkat ke Jepang menggunakan visa kerja tokutei ginou dengan masa kontrak lima tahun. Mereka ditempatkan di Rumah Sakit Kepolisian Kota Osaka, difasilitasi oleh PT Tsubasa Internasional Academy,” ungkap Rahman yang juga mantan wartawan senior.
Sementara itu, Direktur PT Tsubasa Internasional Academy Denpasar Mr. Yoshiyuki Kyomoto dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan banyak lowongan kerja bidang IT di Jepang untuk mahasiswa ITB STIKOM Bali.
“Asal mahasiswa rajin belajar bahasa Jepang, lulus ujian bahasa Jepang (JFT), mempunyai kemauan keras bekerja di Jepang, mereka kapan saja kami bisa berangkatkan ke Jepang,” kata Yoshiyuki Kyomoto. rls/red/nbc