Friday, July 4, 2025
HomeBerita UtamaGuna Perkuat Ekonomi Desa, BI Bali Edukasi Digital Desa Kedisan dan Trunyan

Guna Perkuat Ekonomi Desa, BI Bali Edukasi Digital Desa Kedisan dan Trunyan

NARASIBALI.COM, DENPASAR – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPw BI Provinsi Bali) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung percepatan dan perluasan digitalisasi di wilayah pedesaan dengan melakukan kegiatan edukasi pemanfaatan sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai bagian dari penguatan ekonomi desa di Wantilan Desa Adat Kedisan, Kintamani, Bangli (30/06).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, Perbekel dan Bendesa Desa Trunyan dan Desa Kedisan, serta pelaku usaha dan masyarakat dari kedua desa tersebut.

Dalam kegiatan ini masyarakat mendapatkan pemaparan mengenai peran dan manfaat QRIS sebagai solusi layanan pembayaran digital yang inklusif dan mendukung kemandirian ekonomi desa. Dalam pemaparannya, Erwin Soeriadimadja menyampaikan digitalisasi merupakan kunci untuk bersaing menuju masa depan.

Pembangunan nasional yang berkelanjutan membutuhkan pertumbuhan yang berimbang antara wilayah perkotaan dan perdesaan. ”Untuk itu, masyarakat desa tidak boleh tertinggal dari kota dalam pemanfaatan teknologi digital, terutama di bidang ekonomi dan keuangan,” sebut Erwin.

Lebih lanjut, Erwin menyampaikan pandangan dan komitmen KPw BI Provinsi Bali dalam memerhatikan potensi ekonomi desa, tidak hanya dari sisi stabilitas inflasi, namun juga daya dukung stabilitas terhadap upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, hal tersebut salah satunya diwujudkan melalui  penguatan aspek digitalisasi. Salah satu upaya strategis yang diinisiasi Bank Indonesia dalam hal tersebut adalah QRIS, kanal pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CeMuMuAH).

Sejak implementasinya pada tahun 2020, QRIS telah mencatat pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data April 2025, pengguna QRIS secara nasional mencapai 56,5 juta dan merchant mencapai 38,7 juta, dengan 93,1% di antaranya merupakan UMKM. Di Provinsi Bali sendiri, QRIS telah digunakan oleh 1,1 juta masyarakat dan 974 ribu merchant, mencerminkan penerimaan masyarakat Bali terhadap digitalisasi sistem pembayaran yang meluas hingga ke desa-desa.

Mengakhiri paparannya, Erwin menekankan tiga manfaat utama QRIS yang diyakini dapat membangun keunggulan desa secara berkelanjutan.

Pertama, QRIS mendorong pelaku UMKM desa naik kelas melalui kemudahan transaksi digital yang tercatat dan terintegrasi dengan akses pembiayaan.

Kedua, QRIS memperkuat daya tarik pariwisata desa dengan menyediakan metode pembayaran non-tunai yang modern dan mendukung wisatawan mancanegara melalui fitur QR Antar Negara.

Ketiga, QRIS mempercepat inklusi keuangan dengan menghubungkan masyarakat ke layanan keuangan formal, sekaligus membangun ekosistem digital yang inklusif dan mandiri. Bank Indonesia meyakini bahwa transformasi digital harus memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Prinsip ini sejalan dengan program prioritas Pemerintah Provinsi Bali dalam mewujudkan Bali sebagai Pulau Digital.

Untuk itu, desa perlu dibangun agar inklusif, berdaya saing, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, sehingga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Desa yang maju akan memperkecil ketimpangan dan menjadi fondasi bagi terwujudnya masyarakat yang lebih sejahtera.

Kegiatan tersebut mendapat apresiasi positif dari masyarakat desa. Perbekel Desa Adat Kedisan, menyampaikan ucapan terima kasih atas langkah konkret Bank Indonesia dalam mendorong akseptasi digital hingga ke tingkat desa, yang mencerminkan komitmen BI terhadap pertumbuhan yang merata dan inklusif, respons positif juga terlihat dari antusiasme masyarakat dalam sesi diskusi.

Melalui kegiatan ini, diharapkan pelaku usaha dan masyarakat di Desa Kedisan dan Trunyan semakin memahami pentingnya adopsi sistem pembayaran digital dalam mendukung aktivitas ekonomi sehari-hari. Pemanfaatan QRIS diharapkan tidak hanya memperluas akses keuangan formal, tetapi juga menjadi penggerak transformasi digital desa secara menyeluruh, menuju ekonomi yang lebih inklusif, mandiri, dan berdaya saing di era digital. tha/nbc

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular

Recent Comments