NARASIBALI.COM, DENPASAR – Teknologi ini dapat mengolah sampah organik menjadi tepung dengan volume 27 kali lebih kecil dari sebelumnya, sehingga memudahkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Demikian terungkap saat pelaksanaan Parum Bendesa Adat se-Kota Denpasar di Muara Adventure, Kesiman beberapa waktu lalu.
Pamucuk Paruman Bendesa Kota Denpasar, AA. Ketut Wirya yang juga selaku Bendesa Adat Kepaon menjelaskan, teknologi Hummer Mill ini sangat efektif dalam mengurangi volume sampah organik dan meningkatkan kemampuan penguraian menjadi kompos.
“Dengan Hummer Mill, kita dapat mengolah sampah organik menjadi tepung yang dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah,” ujarnya di Denpasar, Senin (11/8/2025).
Bendesa Adat Penatih, I Wayan Ekayana, selaku inisiator inovasi ini menambahkan bahwa teknologi ini juga dapat dilakukan oleh Desa Adat, Banjar, dan kelompok masyarakat.
“Kita dapat mengolah sampah organik menjadi tepung yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, sehingga mengurangi beban sampah di TPA,” katanya.
Anggota Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Ngurah Gede Marhanedra Jaya, yang juga selaku Bendesa Adat Penatih Puri, mendukung penuh inisiatif Bendesa Adat se-Denpasar dalam mengatasi masalah sampah organik di Kota Denpasar.
“Kita harus bekerja sama untuk mengatasi masalah sampah di Kota Denpasar, dan teknologi Hummer Mill ini dapat menjadi salah satu solusi yang efektif,” ujarnya.
Dengan implementasi teknologi Hummer Mill, diharapkan masalah sampah organik di Kota Denpasar dapat terpecahkan dan kesuburan tanah dapat dikembalikan. Bendesa Adat se-Denpasar berharap bahwa Pemerintah Kota Denpasar dapat mendukung penuh inisiatif ini dengan pengadaan lahan, penganggaran, dan pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan. tri/nbc