NARASIBALI.COM, DENPASAR – Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menjadi pembicara dalam kegiatan Utsawa Brahma Widya yang diselenggarakan oleh Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, bertempat di Graha Sewaka Dharma Lumintang, Sabtu (11/10).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Ryastiti, Plt. Kepala Diskominfos Kota Denpasar I Nyoman Denny Widya, perwakilan Disdikpora Denpasar, serta jajaran OPD terkait. Hadir pula Dekan Fakultas Brahma Widya Prof. Dr. I Wayan Wastawa, MA didampingi Ketua Utsawa Brahma Widya 2025 Dr. Ida Bagus Subrahmaniam Saitya, SH., S.Ag., M.Fil.H.
Dalam kuliah umumnya, Wawali Arya Wibawa menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Denpasar terus berkomitmen mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju. Melalui berbagai program prioritas, Pemkot Denpasar berupaya menjawab tantangan kota modern dengan tetap menjaga harmoni antara kemajuan, budaya, dan keberlanjutan lingkungan.
“Seluruh arah pembangunan di Kota Denpasar berpijak pada nilai-nilai budaya dan filosofi Tri Hita Karana, yaitu keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan. Pembangunan Denpasar tidak hanya berorientasi pada kemajuan fisik, tetapi juga menjaga jati diri dan kearifan lokal,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Lebih lanjut, Wawali Arya Wibawa menjelaskan berbagai langkah strategis Pemkot Denpasar dalam menghadapi tantangan perkotaan seperti kemacetan dan pengelolaan sampah. Saat ini, tingkat pengelolaan sampah di Kota Denpasar telah mencapai 96,25 persen, termasuk pengangkutan sampah dari sungai yang rata-rata mencapai 25 ton per hari. Pemerintah juga tengah membangun 5.500 Teba Modern sebagai upaya mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pengelolaan.
“Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan gerakan bersama masyarakat. ASN dan perangkat daerah kami dorong menjadi contoh melalui penerapan Teba Modern di lingkungan kerja,” tegasnya.
Selain di bidang lingkungan, Denpasar juga terus menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif dan digital melalui ruang-ruang publik seperti Dharma Negara Alaya (DNA) dan Graha Yowana Suci, yang menjadi pusat kolaborasi generasi muda di bidang seni, teknologi, dan kewirausahaan. Beragam festival seperti Denpasar Festival (Denfest), D’Youth Fest, dan Denpasar Teknologi Informasi dan Komunikasi Festival (DTIK Fest) juga digelar untuk menumbuhkan kreativitas sekaligus memperkuat transformasi digital di kalangan anak muda.
Di bidang sosial, Pemkot Denpasar melalui Graha Nawasena menghadirkan program pemberdayaan penyandang disabilitas dengan kegiatan seperti Kelas Kreativitas Disabilitas dan siaran edukatif Radio Raditya, yang kini melibatkan enam penyiar disabilitas aktif. Inovasi layanan sosial berbasis digital juga diwujudkan melalui Pojok Kebaikan (Pobia) sebagai one stop service pelayanan publik bidang sosial.
“Setiap program sosial Pemkot Denpasar berorientasi pada nilai empati dan inklusivitas. Denpasar bukan hanya kota kreatif, tetapi juga kota yang berempati. Kami ingin memastikan tidak ada warga yang tertinggal dalam pembangunan,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Brahma Widya Prof. Dr. I Wayan Wastawa, MA didampingi Ketua Panitia Utsawa Brahma Widya 2025, Dr. Ida Bagus Subrahmaniam Saitya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wakil Walikota Denpasar yang memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk ikut menjaga nilai budaya dan harmoni dalam kehidupan berbangsa.
Dalam kegiatan ini juga diselenggarakan berbagai lomba seperti Utsawa Dharma Gita, Debat Agama dan Budaya, Tri Sandhya, dan Cerdas Cermat tingkat SD hingga SMA/SMK se-Bali. “Denpasar menjadi contoh bagaimana kota modern dapat tetap berpijak pada nilai budaya dan spiritualitas yang kuat,” ungkapnya. tri/nbc