Sunday, October 26, 2025
HomeBerita UtamaGelar FGD Bersama PIKBS, BI Bali Dorong Penguatan Investasi untuk Akselerasi Perekonomian...

Gelar FGD Bersama PIKBS, BI Bali Dorong Penguatan Investasi untuk Akselerasi Perekonomian Bali

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Pemerintah Provinsi Bali melalui forum koordinasi Pusat Investasi Kerthi Bali Sadhana (PIKBS) terus menunjukkan komitmen untuk mendorong penguatan investasi di Provinsi Bali, salah satunya melalui penyelenggaraan Focus Group Disscusion (FGD) bertajuk “Penguatan Investasi untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Bali” pada 22 Oktober 2025.

NARASIBALI.COM, DENPASAR – FGD tersebut merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas PIKBS terutama di bidang investasi, dan diharapkan dapat mendorong penguatan proyek investasi clean and clear di Bali serta percepatan realisasi investasi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Bali. 

FGD yang mempertemukan pemerintah pusat daerah ini dipimpin oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, dan dihadiri oleh perwakilan Dinas Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali.

Hadir sebagai narasumber adalah Rahardjo Siswohartono, Direktur Pelayanan Perizinan Berusaha Sektor Non Industri Kementerian Investasi, dan Shelly L. Silalahi, Analis Senior Departemen Internasional Bank Indonesia. 

Sebagai pembuka sekaligus pengantar diskusi, Erwin menyampaikan perkembangan investasi terkini, capaian, serta tantangan realisasi investasi yang berkaca dari bottleneck dan success factor di daerah. ”Investasi berperan penting sebagai engine of growth, dengan rata-rata kontribusi hingga 30% terhadap perekonomian Provinsi Bali”, tutur Erwin.

Kendati gemilang, namun investasi Bali masih terkonsentrasi pada sektor pariwisata/tersier, sehingga rentan terhadap external shock. Untuk mendorong perluasan investasi, Bank Indonesia dan PIKBS juga telah menyelenggarakan Bali Investment Challenge yang mampu menjaring 12 (dua belas) proyek investasi potensial dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota di Bali. Bank Indonesia juga telah memetakan komoditas potensial untuk mendukung hilirisasi melalui investasi, seperti rumput laut, udang, garam, dan kopi.

”Melalui forum ini, investasi diharapkan dapat diperluas tidak hanya terkonsentrasi di sektor pariwisata, guna mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih luas”, tambahnya.

Lebih lanjut, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan turut menyampaikan bahwa iklim investasi di Provinsi Bali masih tetap optimis sehingga kondusif untuk mendorong investasi baru terutama di luar sektor pariwisata.

”Masih tingginya peluang investasi di Bali tercermin dari kredit investasi yang menguat. Hasil survei Bank Indonesia kepada pelaku usaha di Bali juga menunjukkan optimisme yang tetap kuat terhadap kondisi ekonomi”, ujar Butet. Butet juga menambahkan bahwa biaya investasi (ICOR) Provinsi Bali yang lebih rendah dibandingkan Nasional, serta pembangunan berbagai infrastruktur pendukung (a.l. Kawasan Ekonomi Khusus) dapat semakin meningkatkan daya saing investasi di Bali. 

Lebih lanjut, Rahardjo Siswohartono menyampaikan bahwa sektor perikanan seperti hasil ikan, udang, dan garam, dapat menjadi sektor yang terus didorong investasinya, mengingat potensi besar sumber daya laut Bali dan sebagai upaya memperluas sebaran investasi ke wilayah selain Sarbagia (pusat pariwisata). Pengembangan sektor ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan, membuka lapangan kerja baru, serta menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi dan penguatan rantai pasok.

Namun, Rahardjo menekankan pentingnya investasi berkualitas sehingga dapat meminimalkan risiko seperti pelanggaran perizinan, serta kelestarian lingkungan dan budaya. Shelly L. Silalahi turut menyampaikan kiat-kiat penyusunan profil proyek investasi yang clean and clear sehingga ready to offer, serta penguatan fungsi regional investor relation unit (RIRU) dalam menyiapkan proyek investasi dari penggalian hingga promosi proyek investasi. 

Berdasarkan hasil diskusi, Erwin menyimpulkan 3 (tiga) quick wins yang perlu dilakukan untuk mendorong investasi berkualitas di Bali yaitu penguatan kebijakan investasi berbasis keunggulan lokal, promosi dan fasilitasi investasi yang terpadu melalui DPMPTSP yang terus bersinergi dengan PIKBS, serta optimalisasi PIKBS sebagai pusat informasi dan matching platform yang menampilkan proyek-proyek ready to offer dan kemudahan perizinan, sehingga proses investasi menjadi lebih cepat, transparan, dan efisien.

Selain itu, berbagai upaya strategis juga perlu terus ditingkatkan, diantaranya melalui showcasing proyek investasi dan promosi investasi terintegrasi yang diharapkan dapat memperluas jangkauan investasi di seluruh Provinsi Bali.

Melalui kolaborasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali dalam forum PIKBS, diharapkan terbangun sinergi yang kuat dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, guna mendorong investasi berkualitas, serta pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkelanjutan. tha/nbc

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular

Recent Comments